Welcome To My Page

Feel free to read and leave comments.

Monday, November 17, 2014

Vanwa Meleth Imlad

Vanwa Meleth Imlad, dibacanya Van-wah Mehl Im-lahd, sebuah lembah disuatu tempat nun jauh di antah berantah. Banyak orang berduyun-duyun datang kesini, mungkin karena pemandangannya indah, atau tidak tahulah. Sebelumnya, aku adalah Renne, lengkapnya Lord Renne de Grasch, Duke of Elf. Aku adalah semacam landlord untuk lembah ini, karena nama lembah ini diambil dari bahasa Elven, menambahkan gelarku dengan 'Duke of Elf', entah artinya apa.

Arti dari Vanwa Meleth Imlad adalah Lembah Cinta yang Hilang. Tak banyak yang tau ini, selain penjaga istana mungkin. Istanaku berada di puncak lembah ini, atau yang kita sebut bukit hehe, nama Istana ini adalah Dol en Meleth. Pasti berpikir ya, panggilan ku apa? Tetap Lord Renne hehe.

Di lembah, banyak sekali lovebirds, karena lembah ini dipercaya sebagai tempat menemukan cinta yang hilang, banyak yang datang dan pergi menuju Vanwa Meleth Imlad, dan pastinya melewati Dol en Meleth. Sumber pemasukan kerajaan ini adalah lembah ini, selain dari pertanian dan industri di Dol en Ereb. Pasti banyak yang berpikir, karena nama lembah, dan legenda lembah ini, sudah pasti sang landlord yang tak lain adalah aku, sudah memiliki Lady atau istilah gaulnya pacar. Sayangnya belum, aku lebih sering di Dol en Ereb, melihat industri dan pertanian kerjaan berkembang daripada di istana ataupun di lembah. Sesuai namanya, Dol en Ereb, bukit sunyi, walaupun banyak pabrik, tetap saja disini sunyi.

Di Dol en Ereb, masih banyak bangsa Dwarven, orang-orang ini adalah kelas penambang ulet, penempa hebat, dan seorang seniman handal. Di gua-gua di Dol en Ereb, masih sering aku bertemu dengan mereka, terutama dengan King Kardel, dia seorang penembak jitu, raja dari ras dwarf di Dol en Ereb. Jalinan hubungan yang saling terikat (Dwarf butuh hasil pertanian kami, begitu juga kami butuh persenjataan Dwarf), membuat kerajaan kami cepat besar.

Suatu hari, saat aku sedang berada di puncak Dol en Ereb, aku melihat serombongan kereta, yang aku yakin ini adalah saudagar atau raja. Segeralah aku turun, dan bersama dua ajudanku Sir Ryan Manschaft dan Sir Manne de Scholes, menyambut mereka. Satu kereta berhenti, dan kereta lain terus berjalan, mereka mengaku akan menuju Vanwa Meleth Imlad, memperkenalkan diri sebagai rombongan dari Perancis.

"Selamat datang di kerajaanku yang mulia, dari kerajaan manakah anda?" salamku
"Lord Renne? Perkenalkan, saya adalah Chevalier Henry de La Herve" jawabnya
"Saya adalah pemimpin rombongan ini yang mulia, mengantar Lady Victoria menuju Meleth Aelin" lanjutnya
"Seorang Lady menuju Aelin, mengapa?" ungkap Sir Ryan
"Di kereta itu adalah Lady Victoria, katanya dia penasaran dengan keindahan Imlad" jawab sang Chevalier
"Baiklah Sir Henry. Sir Ryan, tolong lindungi mereka" jawabku cepat.

Aku, meninggalkan rombongan yang sedang bersama Sir Ryan dan Sir Manne, daerah ini aman tentu saja. Sedangkan diriku sendiri, berjalan menuju Minas en Galad, menara penjuru yang bisa melihat keseluruh kerajaanku, mulai dari Dol en Meleth sampai Dol en Ereb. Aku melihat rombongan Lady Victoria menuju Aelin, dilindungi oleh pasukanku sendiri. Aku melihat di Aelin, Sir Ryan dan Sir Manne meminta pengunjung untuk sedikit menjauh, aku harap mereka melakukan dengan sopan saja.

Lady Victoria, putri dari Grand Croix Louis Franco, baru saja turun dari keretanya, dan aku terpana padanya......
Mithril yang kupakai juga menyala terang. Legenda Mithril Vein dari seorang dwarf tua adalah, bila Mithril menyala terang, akan lebih kuat dan berarti sedang merasakan cinta.

Malam itu, aku tak bisa tidur, mengagumkan kecantikan Lady Victoria.....

Keesokannya, Sir Ryan melapor bahwa Lady Victoria datang sendiri ke Aelin....
Aku hanya bisa terkejut, seorang Lady pergi sendirian ke Aelin..... Akupun bermaksud ke Aelin.

"Victoria, the name of victorious in the past"
"Victoria Wen, sedang apa anda disini?" salamku
"Ah, Lord Renne, senang berjumpa dengan anda" jawabnya
"Sama seperti saya Lady, lalu ada apa gerangan anda pergi kesini sendiri?"
"Lord, anda landlord disini, tentunya anda tau mitos Aelin" katanya
"Melempar bunga, berharap mendapatkan jodoh?" selidikku
"Ya, dan hal seperti itu seharusnya dilakukan sendiri"
"Lalu, apakah anda pergi jauh-jauh dari Perancis hanya untuk melakukan itu?" tanyaku
"Bukankah yang melamarmu lebih banyak daripada orang yang datang ke Imlad?" lanjutku
"Anda ini terlalu berlebihan Duke of Elf, eh?" jawabnya sambil tertawa renyah
"Siapa yang tidak kenal dengan ayahku. Grand Croix Louis Franco, ya semua itu demi nama dan gelar dibelakang nama mereka" lanjutnya
"Tentu saja nona, tapi aku tidak yakin mereka datang hanya untuk itu" jawabku
"Lalu untuk apa?"
"Silahkan nona mendekati Aelin"
"Lalu?"
"Dekati saja dulu, nona"
"Baiklah" jawab Lady Victoria lalu berlalu mendekati Aelin.
"Apa yang anda lihat nona?" tanyaku
"Bayangan wajahku...."
"Yakinkah?"

Aelin, selain legenda akan bunga yang dilempar, tetapi juga legenda tentang air yang jernih. Mungkin saat anda bercermin di sebuah danau yang jernih, akan muncul wajah anda sendiri, tapi tidak dengan Meleth Aelin. Meleth Aelin akan memunculkan wajah seseorang yang sesungguhnya anda cintai. Aku juga sering mencobanya, tetapi yang terlihat hanyalah wajahku, sang landlord akan danau ini. Tidak seperti ajudanku, saat Sir Ryan bercermin, yang muncul sosok istrinya, begitu juga dengan Sir Manne. Aku hanya, akh... mungkin memang belum saatnya.

"Ya, hanya bayanganku saja" jawab Lady Victoria tegas.
"Sayang sekali, mungkin nona sama sepertiku" jawabku tenang
"Mengapa?"
"Panggilah salah satu pengawalmu nona, dan aku akan menunjukannya"
"Hey kamu! Ya, salah satu dari kalian, kemarilah!" perintah Lady Victoria menunjuk kepada sekelompok pengawalnya yang sedang beristirahat
"Ya, Yang Mulia" salah satu prajuritnya datang, dengan peralatan lengkapnya
"Bercerminlah di danau itu" perintah Lady Victoria
Ajaib, cerminan di danau tersebut terlihat seorang wajah gadis petani, sampai si prajurit hanya kebingungan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Anda lihat sendiri kan nona?" tanyaku
"Siapa dia prajuritku?" tanya Lady Victoria ke pengawalnya
"Dia.... ehm.... pacarku Yang Mulia, dia tinggal di desa di Marseille, tempat asalku" jawab prajurit itu malu-malu
"Seharusnya menunjukan wajah orang yang dicintai ya, bukankah begitu Lord Renne?" tanya Lady Victoria
"Tentu nona, anda sangat pandai, dan aku, lihatlah ini" jawabku sambil berjalan mendekati danau. Danau tersebut hanya menampakan wajahku, tetapi sedikit memudar, apakah ini pertanda?
"Menunjukan wajahmu tuan, tidak adakah seorang Duchess of Elf di tanah ini? selidik Lady Victoria
"Belum ada nona, belum ada seorang Duchess di tanah ini." jawabku
"Sangat aneh untuk seorang penguasa seperti anda Tuan, pastinnya banyak wanita yang menanti untuk dilamar oleh anda" Lady Victoria kembali menyelidik
"Nona terlalu berlebihan, aku hanyalah penguasa dari para penempa besi, dan para petani, tidak seperti nona, yang akan mewarisi banyak tanah jajahan" jawabku sambil menyanjung Lady Victoria
"Tapi dari tanah jajahan tersebut, tidak ada yang seindah tempatku berdiri saat ini Tuan. Aku kembali dahulu" jawab Lady Victoria sambil berbalik.

Aku terpana, dan langsung kembali bercermin ke Aelin, mungkinkah? Aku jatuh cinta kepada Lady Victoria, putri dari seorang penguasa besar?

Bersambung.............

No comments: